Kabartenggara - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (Direktorat PAUD), mengapresiasi Bunda PAUD Koltim, bersama 269 Bunda PAUD tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia, atas peran sertanya dalam mengawal Merdeka Belajar Episode 24, Gerakan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) yang Menyenangkan, di Jakarta, Rabu (8/11/2023) pagi
Apresiasi itu diberikan merujuk pada inovasi serta aksi nyata yang dilakukan Bunda PAUD, dalam melakukan advokasi serta mengawal tiga target perubahan pada Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di daerahnya masing-masing.
Kegiatan ini dibuka langsung Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nadiem Makarim dan Bunda PAUD Nasional Nyonya Iriana Joko Widodo. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri bunda PAUD seluruh Indonesia yang menerima undangan apresiasi bunda PAUD tingkat nasional, salah satunya bunda PAUD Koltim Hartini Azis AMa.
Di Sultra, hanya enam Daerah yang mendapatkan apresiasi Bunda PAUD tingkat Nasional. Yakni Koltim, Buton, Buton Utara, Konsel, Kota Kendari, dan Wakatobi.
"Terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya, kapada kami Bunda PAUD Kolaka Timur, semoga dengan piagam ini kami terus berbuat untuk kemajuan daerah khususnya lebih memperhatikan lagi PAUD yang ada di Kabupaten Kolaka Timur," ujar Hartini usai menerima piagam ini. Dikegiatan ini, dironya didampingi Kadis Dikbud Koltim Syarief dan Kabid PAUD Cherany Arief.
Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Iwan Syahril, pada malam pembukaan Apresiasi Bunda PAUD Nasional Tahun 2023,menyampaikan bahwa, Bunda PAUD memiliki andil besar dalam terwujudnya tiga target perubahan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya pihak terkait, mulai dari pemerintah daerah, dinas pendidikan, mitra, dan tentunya Bunda PAUD serta Pokja PAUD yang telah bergotong-royong meraih pencapaian gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan,” ujar Iwan Syahril dalam keterangannya.
Tiga target perubahan tersebut, kata Iwan, secara bertahap telah tercapai di tahun ajaran 2023/2024. Pertama, berbagai daerah telah berhasil menghapus tes calistung dari proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada jenjang SD/MI. Kedua, penerapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama juga sudah banyak dilaksanakan oleh satuan pendidikan di berbagai daerah.
Ketiga, penerapan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak sebagai wujud target perubahan yang ketiga dalam Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pun tampak sudah dilakukan di berbagai daerah. “Perubahan ini tak luput dari peran serta bunda PAUD yang secara aktif melakukan sosialisasi, advokasi, publikasi dan bahkan pendampingan selama masa PPDB dan MPLS tersebut,” kata Iwan.
Adapun beragam aksi nyata yang dilakukan Bunda PAUD adalah melakukan sosialisasi di daerahnya masing-masing yang bekerja sama dengan dinas pendidikan, melaksanakan advokasi melalui berbagai media, inisiatif mempertemukan guru PAUD dan guru SD kelas awal dalam rangka membangun pemahaman bersama, penguatan peran Forum Komunikasi PAUD-SD, serta melakukan sosialisasi dan penguatan pemahaman kemampuan fondasi anak kepada masyarakat dan orang tua.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia Untuk Unesco (KNIU), Itje Chodijah dalam kesempatan yang sama turut menyampaikan apresiasi terhadap berbagai inisiatif dan kontribusi yang dilakukan Bunda PAUD di seluruh Indonesia. “Keberadaan Bunda PAUD sangat penting dalam menggerakkan berbagai komponen dan sumber daya yang ada di wilayahnya. Para Bunda PAUD ini telah mengambil peran kunci untuk mengubah pola pikir masyarakat dan orang tua, dalam memberikan pendampingan lebih bermakna bagi anak-anak mereka”, ungkap Itje.
Atas aksi nyata tersebut, Kemendikbudristek akan memberikan apresiasi dengan tiga predikat yaitu Wiyata Dharma Utama, Wiyata Dharma Madya, dan Wiyata Dharma Pratama. Puncak Apresiasi Bunda PAUD ini akan dilaksanakan pada Rabu pagi, 8 November 2023 di Jakarta.
Pada Maret 2023, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar Episode 24: Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Kebijakan ini khususnya bertujuan untuk mengakhiri miskonsepsi terkait kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD sangat berfokus pada baca, tulis, berhitung (calistung) yang dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar.
Kemampuan calistung dipahami dengan sempit, dan dianggap dapat dibangun secara instan, sehingga tes calistung masih diterapkan sebagai syarat masuk SD. Gerakan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 0759/C/HK.04.01/2023 yang mengatur tentang penguatan transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar Kelas Awal.
Sejak gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan ini diluncurkan, Kemendikbudristek terus berupaya melibatkan banyak pihak, dengan menghadirkan berbagai kegiatan serta terobosan. Terobosan tersebut antara lain mengeluarkan SE di mana hampir 100 persen dinas pendidikan di Indonesia, meneruskan kebijakan melalui SE Kepala Dinas untuk Satuan Pendidikan; menyelenggarakan Diklat Teknis bagi 5000 peserta terdiri dari Kepala Satuan, Pendidik, Penilik atau Pengawas pada PAUD dan SD/MI; serta melaksanakan bimbingan teknis bagi lebih dari 450 Guru SD dan 450 Guru PAUD.
“Selanjutnya, lebih dari 17.000 PAUD dan 89.500 SD sudah mengakses alat bantu pembelajaran melalui Platform Merdeka Mengajar, dan banyak terobosan serta kegiatan lainnya,” imbuh Iwan.
Iwan menyampaikan, berbagai upaya tersebut diharapkan dapat membantu terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan di PAUD dan SD. Melalui beragam alat bantu dan dukungan, kata Iwan, diharapkan Guru PAUD dan SD mampu memilih kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan dan membangun kemampuan fondasi, melaksanakan kegiatan asesmen di kelas dengan teknik yang menguatkan sikap belajar positif serta menyusun informasi perkembangan anak yang penting diketahui orang tua/wali murid.
“Secara khusus, saya berharap kita dapat terus mendorong terwujudnya tiga target perubahan terutama perubahan praktik pembelajaran di PAUD dan SD sebagai bagian dalam upaya mewujudkan pendidikan berkualitas bagi lebih dari 6 juta anak usia dini di seluruh Indonesia,” ungkap Iwan Syahril.